Keterbatasan SDM maupun dana bukan halangan bagi Pemkab Probolinggo untuk mengembangkan TIK.
Problem diretas dengan menggandeng vendor, menggunakan model sewa.
Seakan tak mau beranjak, seorang perempuan muda terlihat asyik menekan layar monitor yang ada di hadapannya. Sesekali terlihat bibir wanita bernama Nia ini komat kamit membaca tulisan yang tertera di layar mesin guide wisata atau eletronic guide. Beberapa kali, Nia mengklik menu, ber-pindah tampilan. Saking asyiknya, ia tak sadar, sejumlah orang tengah mengantri di belakangnya. Tujuan mereka serupa. Ingin menjajal electronic guide milik Pemkab Probolinggo yang dipamerkan dalam ajang pariwisata di Surabaya, beberapa waktu lalu. “Saya membutuhkan informasi tentang pariwisata di Kabupaten Probolinggo karena sedang melakukan riset pariwisata di Indonesia untuk pembuatan film,” ungkap Nia yang berprofesi se-bagai pekerja seni. Dengan bantuan electronic guide, ia pun tak perlu repot keliling daerah termasuk bertandang ke Probolinggo. Cukup melalui electronic guide, sejumlah informasi pariwisata Probolinggo bisa dia unduh. Iya, melalui electronic guide, Pemkab Probolinggo hendak menebar informasi pariwisata. Dukungan teknologi informasi atau Information and Communication Technology (ICT), membuat niat Pemkab mudah direalisasikan. “Ini salah-satu cara kami berpromosi, selain mengikuti pameran, membuat leaflet, serta berpartisipasi dalam lomba anugerah wisata,” terang Kepala Bappeda Kabupaten Probolinggo Tanto Walono tentang mesin guide wisata, yang sekilas mirip ATM. Ditambahkan Tanto, “”Ini salah-satu perangkat TI yang kami adopt ke bidang pariwisata.”
Sistem Sewa
Lantas bagaimana dengan aplikasi front office? Baru pada 2004, website di-launching untuk memberikan pelayanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dan stakeholder. Mulanya website merupakan pilot project dari Provinsi Jawa Timur yang memfasilitasi 3 Kabupaten: yakni Ngawi, Probolinggo, dan Gresik. Kini, pengelolaan berada di bawah Bappeda Probolinggo. Website beralamatkan www.kabprobolinggo.go.id berisi beragam informasi. Mulai dari profil pemerintah, berita daerah, potensi daerah, data derah, fasilitas umum, perizinan, info, hingga serba serbi. Sekadar tahu, website Pemkab Probolinggo dinobatkan sebagai Situs Terbaik Indonesia 2004 – 2005 untuk kategori pemerintahan dari majalah Komputer Aktif. Selain itu, ada juga Kios Interaktif Wisata yang mulai diluncurkan 2005 lalu. Website di bawah naungan Dinas Perhubungan dan Pariwisata ini, menyuguhkan layanan informasi pariwisata Kabupaten Probolinggo.
Melalui website pula, Pemkab mensosialisasikan Perda. Ini sudah berlangsung sejak 2003 lalu. Jadi lewat website tersebut, masyarakat bisa men-download Perda yang ia butuhkan. Menurut Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Probolinggo Sigit Sumarso, prakteknya, begitu produk hukum disahkan dan diimplementasikan, maka tidak ada kerahasiaan lagi. Setelah tiga tahun berjalan, hingga kini sudah puluhan Perda dihasilkan. Sebagai gambaran, pada 2005 lalu, Pemkab mengetok palu 15 Perda baru. Sedangkan pada 2006, terdapat 12 Perda dan langsung disosialisasikan melalui website. Praktis, Perda yang dihasilkan bisa dikaji oleh masyarakat. Selain lewat website, Pemkab juga bertatap langsung dengan masyarakat. “Jadi teknologi yang ada kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mensosialisasikan, namun jalinan antar Pemda dengan masyarakat tetap kami bina. Karena Perda itu kan untuk mengatur masyarakat,” ujar alumni S2 Universitas Merdeka Malang ini.
Dalam hal pengisian website melibatkan hampir semua unit kerja. Di bawah koordinasi Infokom, unit kerja perpustakaan, pariwisata, kesehatan dan kantor dinas lainnya mengisi website setiap bulan. Maka jangan heran bila setiap bulan, konten website Probolinggo dievaluasi. Hasilnya dibagikan ke seluruh tim, sehingga diketahui sejauh mana kekurangannya dan apa yang mesti diperbaiki. Untuk diketahui, bila di daerah lain terdapat Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE), maka di Probolinggo cukup dengan surat keputusan Bupati tentang pengelolaan data elektonik melalui SKPin Nomor 589/70/426.12/2006.
Yang menarik, pengelolaan website menggunakan sistem sewa secara keseluruhan. Maksudnya? Pemkab Probo-linggo mengandeng PT Penamati yang berlokasi di Bandung. Menurut Heru, persoalan SDM menjadi pertimbangan digunakannya model sewa. “Kami tidak memiliki SDM yang mumpuni di bidang TI. Padahal untuk mengelola website, kami membutuhkan kelembagaan yang mengatur, mengelola, dan sekali waktu perlu maintenance program,” ujar Heru menjelaskan. Ditambahkannya, dengan sistem sewa, dari sisi isi maupun program, website Probolinggo ter-maintenance dengan baik. Selain itu, lanjutnya, setelah diutak-atik dari sisi keuangan, justru lebih hemat dengan sistem sewa. Masih menurut Heru, model sewa yang dilakukan Pemkab Probolinggo banyak ditiru, salah-satunya oleh Depdagri.
sumber :http://www.majalaheindonesia.com/e-daerah_probolinggo1.htm
Menerapkan TIK dengan Sistem Sewa
Diposting oleh
Cafe Brisix
|
09 Maret 2009
|
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar