Memasuki pekan keempat serangan brutal militer Israel ke Gaza, dan tidak tercapainya target-targetnya, serta guna mencegah kerugian yang lebih besar, para pejabat Tel Aviv mengumumkan gencata senjata secara sepihak. Pengumuman gencatan senjata tersebut terjadi setelah sebelumnya didengungkan indikasi kekalahan Rezim Zionis dalam serangannya ke Jalur Gaza. Pada hakikatnya, gencatan senjata sepihak oleh Israel ini merupakan statemen para pejabat Tel Aviv soal kegagalannya mencapai target mereka serta bukti kelamahan Rezim Zionis dalam menghadapi perlawanan heroik bangsa Palestina. Tujuan serangan Israel ke Gaza adalah penghentian perlawanan Palestina, penghentian gerakan resistensi, serta pemusnahan eksistensi Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas). Namun tak satupun dari tujuan tersebut yang berhasil dicapai. Pada awalnya, para pejabat Israel memprediksikan bahwa serangan masif mereka ke Gaza akan berlangsung kurang dari satu minggu.
Dalam hal ini, kita dapat merunut pada pernyataan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, dan Ketua Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan, sebelum agresi militer Zionis ke Gaza. Dua hari sebelum serangan terjadi, Livni mengatakan, berdasarkan prediksi lembaga-lembaga keamanan Israel, Hamas dapat diberantas hanya dalam tiga atau empat hari saja. Di lain pihak, Meir Dagan juga menyatakan bahwa militer Zionis dapat menghancurkan Hamas dalam sepakan serta dapat memaksa warga Jalur Gaza menyerah. Namun perlawanan heroik warga Palestina telah membuyarkan prediksi Israel.
Masalah kian lamanya pertempuran di Gaza ini membuat para pejabat Israel semakin mengkhawatirkan kekalahan mutlak Israel. Guna menghindari hal itu terjadi, Israel segera mengumumkan gencatan senjata secara sepihak. Selain itu, pengumuman gencatan senjata sepihak ini juga dimanfaatkan Israel untuk menampilkan kesan cinta perdamaiannya. Namun, terdapat tujuan penting lain yang diacu Israel yaitu menggagalkan upaya internasional untuk menghentikan serangan Israel ke Gaza serta penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa pengumuman gencatan senjata sepihak Israel ini adalah dalam rangka mengumpulkan kekuatan baru untuk melancarkan serangan tahap berikutnya. Oleh sebab itu, para pejabat Hamas menilai pengumuman gencatan senjata sepihak tersebut sebagai tipu muslihat Israel dan menekankan berlanjutnya perlawanan.
Dalam hal ini, Talal Nisar, anggota senior Hamas juga menyatakan bahwa para pejuang akan tetap siaga di posisi masing-masing sampai pasukan dan tank-tank Zionis keluar dari Gaza. Adapun pejabat Biro Politik Hamas, Muhammad Nazzal menyatakan, "Jelas bahwa gencatan senjata harus disertai dengan pencabutan blokade serta penarikan mundur seluruh pasukan Israel dari Gaza. Dan selama tentara Zionis bercokol di Gaza, maka perlawanan akan berlanjut".(Irib/sbl)
0 komentar:
Posting Komentar