Dianugerahi tanah yang subur, serta kekayaan alam yang berlimpah, Probolinggo sepantasnya menjadi destinasi pariwisata unggulan di Jawa Timur.
Selain ‘menjual’ Bromo sebagai destinasi pariwisata unggulan dan Pantai Bentar serta wisata rafting sungai Pekalen, Probolinggo juga memiliki wisata agro yang potensial menjadi daya tarik wisata.
Mangga dan anggur sudah menjadi komoditas unggulan sektor pertanian masyarakat Probolinggo. Buah-buahan ini namanya seharum rasanya.
Probolinggo sedang giat membangun daerahnya menuju kota pariwisata. Kota ini berusaha mengeksplorasi semua sumber daya daerahnya untuk bisa ‘menghasilkan’, dalam artian dapat menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
TC merasa beruntung dapat mengunjungi ‘pusat’ budidaya tanaman anggur di Desa Meranggon, Kecamatan Dringgo, Kabupaten Probolinggo. Di lokasi perkebunan milik Pak Suyitno (60) ini, TC merasa seperti berada di ‘Taman Eden’.
Buah-buah anggur yang siap panen menggantung menggoda hati untuk menjamahnya.
Rasa lelah setelah seharian berputar-putar mengelilingi objek wisata Probolinggo, terbalas sudah dengan pendangan asri di depan mata.
Sepanjang mata memandang lahan pertanian seluas setengah hektar, penuh dengan pohon anggur yang siap panen. Di kanan-kiri perkebunan anggur ini, kita melihat perkebunan jagung serta bawang merah yang juga menjadi komoditas utama petani Probolinggo.
Menurut Pak Suyitno, banyak pengunjung yang datang ke perkebunan anggurnya, untuk sekedar membeli langsung anggur. Namun ada juga yang belajar cara bercocok tanamnya.
“Banyak orang datang kesini dan memetik langsung buah anggur yang ada disini,” ujarnya seraya menjelaskan bahwa dia tak pernah berpromosi untuk memasarkan produk anggurnya.
Selama dua setengah tahun ia menanam anggur, sudah ketiga kalinya ia menikmati hasil panenan kebun anggurnya.
“Di kebun saya ada lima jenis anggur yang tumbuh. Ada jenis Isabella, jenis Belgia, jenis anggur biru Arab, anggur jenis Leprin, serta anggur jenis Kardinal,” ujarnya menerangkan.
Selain terkenal dengan tanaman anggurnya, Probolinggo juga terkenal dengan ke-khasan buah mangganya.
Ada jenis mangga ‘si mana lagi’ dan harum manis. Namun menurut Pak Nanang, sopir yang menemani perjalanan kami selama ‘berpetualang’ di Probolinggo, mangga yang di tanam di kota Probolinggo lebih nikmat cita rasanya bila disbanding dengan mangga yang tumbuh di daerah pinggir kota Probolinggo.
“Ngga tahu kenapa mas, pohon mangga yang tumbuh di dalam kota rasanya lebih nikmat dan manisnya lebih panjang,” ujar Pak Nanang menerangkan.
Apabila musim mangga tiba, kira-kira di bulan oktober, buah-buahan ini ‘merajai’ pasaran kota-kota lain disekitarnya, bahkan sampai ke Jakarta.
“Bahkan di sini (Probolinggo) kadang harganya sampai jatuh bila musim mangga tiba. Sekitar Rp.1.500 / kilogram,” ujar Pak Nanang seraya menambahkan kadang-kadang ada yang sampai membusuk tak termakan.
Demikianlah Probolinggo, kota yang membuat raja Hayam Wuruk betah berlama-lama untuk singgah dan bermalam. Mungkin benar apa yang orang bilang. Sejarah selalu berulang. Dan TC pun betah berlama-lama di Probolinggo….
Teks : Harry Tanoso, Penulis di Travel Club dan Wisatanet.com
Foto : Hendryan Nugraha/Travel Club
Agrowisata di Probolinggo
Diposting oleh
Cafe Brisix
|
19 Februari 2009
|
|
Pariwisata Probolinggo identik dengan Bromo-nya yang sudah mendunia. Selain itu, ‘kota angin’ ini juga terkenal dengan mangga dan anggurnya yang potensial menjadi wisata agro.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar