Heli Latih TNI-AD Tercebur ke Tambak

SEMARANG - Sebuah helikopter latih milik Pusat Pendidikan Penerbat TNI-AD jatuh di areal tambak Tapak, Kecamatan Tugu, Semarang, kemarin sekitar pukul 07.30 WIB. Seorang instruktur, Mayor CPN Agus Suprayogi, dan siswanya, Letda CPN Ryan Wicaksono, selamat dan hanya menderita luka-luka.

Menurut sejumlah saksi mata, heli jenis Huges 300 buatan 1982 itu tiba-tiba meluncur dan menghunjam ke lumpur tambak. Puluhan anggota TNI-AD dengan dibantu petugas Polres Semarang Barat, Powiltabes Semarang, dan SAR Brimob langsung mendatangi lokasi jatuhnya heli tersebut.

Petugas gabungan itu langsung menyisir dan mengamankan lokasi kejadian. Beberapa petugas lain mengevakuasi bangkai pesawat dengan memotong beberapa bagian menggunakan gergaji mesin, lalu mengumpulkannya menjadi satu.

Informasi yang dihimpun Radar Semarang (Jawa Pos Group), heli tersebut berangkat dari Bandara Ahmad Yani sekitar pukul 06.00. Rencananya, mereka hanya terbang di sekitar lokasi bandara. Saat melintasi areal pertambakan Tapak Tugu, tiba-tiba heli kehilangan tenaga dan akhirnya jatuh di tambak milik Bonawi tersebut. Pemilik tambak yang saat itu sedang berada di lokasi langsung menolong korban dan membawanya ke UGD RS Tugurejo. Korban kemudian dirujuk ke RST Bakti Wira Tamtama, Semarang.

Sunarso, 58, warga Tapak Tugu yang juga membantu saat proses evakuasi, menyatakan bahwa luka paling parah diderita sang instruktur. Pelipisnya sobek. Dia mengeluh sakit pada punggung. "Saya ketika itu duduk tak jauh dari lokasi. Tiba-tiba, di atas tambak, baling-baling heli berhenti berputar. Lalu, heli langsung jatuh. Warga langsung berlarian untuk menolong korban," terangnya.

Komandan Pusdik Kolonel CPN Miswanto menjelaskan, heli yang jatuh itu sedang berlatih rutin. Sebelumnya, heli tersebut dinyatakan laik terbang. Dugaan sementara, heli jatuh karena kerusakan mesin. "Untuk penyebabnya, kami belum tahu. Hanya, diindikasikan ada kerusakan mesin. Nanti, tim investigasi yang menentukan penyebabnya," terang dia.

Miswanto menambahkan, melihat kerusakan yang terjadi, heli itu dinyatakan total loss atau sudah tidak dapat digunakan lagi. "Heli tersebut sudah sering dipakai untuk latih terbang. Mengenai rute, bergantung instrukturnya," ucapnya.

Saksi lain, Yuli Priyantono, 49, mengungkapkan, sejak masih berada di udara, heli tersebut terlihat oleng. Saat itu mesin heli juga sudah tak terdengar. "Heli langsung menghunjam ke bawah secara cepat," tegasnya. (dit/ric/jpnn/nw)
Sumber : Jawa pos

0 komentar:

Posting Komentar

Comments