Mengintip Geliat Napi di Lapas Kraksaan-Probolinggo
Oleh : Anies Septivirawan
19-Sep-2008, 16:33:59 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Bagi para narapidana tentunya juga mengetahui itu adalah sangsi bagi mereka yang telah melanggar hukum dan harus menjalani hukuman sesuai dengan perbuatannya seperti lagu yang sering kita dengar dari seorang penyanyi kondang koes plus dalam salah satu liriknya “hidup di bui menyiksa diri, bangun pagi makan nasi jagung”.
Begitulah kira-kira sepenggal lirik lagu yang sering kita dengarkan, namun secara psikis mengandung pesan moral kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam bertindak sebelum menyesal pada akhirnya.
Apakah dibalik tembok tinggi berkawat duri yang selalu tertutup dan terkesan angker itu didalamnya juga menakutkan? Marilah kita telusuri bersama HOKI yang akan menguak kehidupan para narapidana di balik terali besi.
Bagi Agus Irianto Bc.Ip.SH Msi yang baru menjabat selama 1 tahun sebagai Kepala Rutan Klas II.b Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim) berdasarkan hasil pantauan HOKI, “ Pak Agus “ sapaan akrabnya dimata semua pegawai Rutan dan seluruh warga binaan adalah sesosok figur bapak yang sangat rendah hati, santun dalam bahasa dan selalu familiar kepada semua orang.
Hal ini terbukti semenjak Agus Irianto menjabat di Rutan Kraksaan banyak sekali perubahan yang didapat dan dirasakan oleh seluruh penghuni Rutan, mulai dari perubahan fisik bangunan yang secara sedikit demi sedikit mulai direnovasi ini dikarenakan usia bangunan yang sudah tua, pembinaan mental kerohanian khusus juga diterapkan bagi para Napi dan Tahanan.
Bahkan sholat berjamaah pun kerab kali dilakukan secara bersama didalam rutan, ini tentunya sangat berdampak sosial yang positif, seperti halnya dengan salah satu Napi bernama Ihsanuddin (45) berasal dari desa bucor Kulon Kecamatan Pakuniran ini adalah salah satu Narapidana yang sudah menjalani masa hukumannya 9 bulan.
Ihsan yang dulunya sebagai mantan Kades Bucor Kulon ini mengatakan, bahwa Agus Irianto adalah sesosok pemimpin yang berkepribadian sangat baik dan pantas dicontoh bagi yang lain, karena semenjak bapak beranak tiga yang kini mendekam dibalik jeruji besi menceritakan.
"Pak Agus itu orangnya baik, saya dan teman senasib dirutan ini sering diberikan bimbingan rohani, ini yang sangat bagus buat kami karena bisa membimbing kami kejalan yang benar, dan kami selama di Rutan selalu diperhatikan kesejahteraanya “ Ujar Ihsan kepada HOKI.
Menurut Ihsan, di Rutan sangat berbeda dari anggapan sebelumnya karena ternyata di Rutan Kraksaan dia bisa menemukan jati diri dan ketenangan, dia juga mengatakan ingin segera kembali pulang berkumpul bersama dengan keluarganya
Agus Irianto juga mengatakan, “Lembaga Pemasyarakatan akan dapat berkembang semua itu tergantung dari sumber daya manusianya (SDM) serta partisipasi masyarakat itu sendiri.
Dukungan atau partisipasi masyarakat itu akan sangat berarti bagi pembinaan para Napi, dukungan dari masyarakat itu ada tiga macam yaitu; social participation, social support dan social control namun kadangkala kita lupa bahwa saran dan kritik dari masyarakat itu perlu dalam pengembangan sebuah instansi itu sendiri.
Apalagi seperti di rutan ini yang komunitasnya langsung berinteraksi dengan masyarakat tentunya ini adalah sebuah tantangan, saya bangga mas dengan sikap Menteri Hukum dan Ham Bpk Andi Matalatta yang merespon positif dengan adanya KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) yang menyatakan bahwa Departemen Hukum danHAM adalah sebagai lembaga terkorup, namun justru sebaliknya menurut Andi Matalatta bahwa penilaian dari KPK tersebut menjadi titik awal untuk kemajuan dan perbaikan eksistensi kerja sebuah Lembaga,” ujarnya.
Dalam konsep Pemasyarakatan kejahatan muncul bukan karena akibat dari kesalahan individu namun juga kesalahan lingkungan masyarakat itu sendiri, hal ini terbukti nyata sebelum era reformasi Napi seluruh Indonesia tercatat berjumlah 60 ribu orang namun setelah era reformasi Napi seluruh Indonesia tercatat berjumlah 134 ribu orang, berarti sejak reformasi hingga sekarang angka kriminalitas semakin tinggi dan bukan berkurang seperti yang diprogramkan oleh pemerintah.
Rutan Kraksaan kini sudah tidak seperti dulu lagi pada saat belum direnovasi, dan dari luar halaman Rutan terlihat kesibukan Napi Binaan yang sedang melakukan berbagai kegiatan rutinitas sehari-hari, walaupun didalam tahanan namun rata-rata penghuninya taat menjalankan ibadah apalagi sekarang ini bulan Ramadhan yang tentunya sangat berarti bagi umat islam.
Di akhir pertemuan HOKI dengan Kepala Rutan Kraksaan Agus Irianto Bc.Ip.SH Msi menyampaikan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia, agar di bulan Ramdhan yang penuh Rahmat dan Barokah ini jangan disia-siakan untuk hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri. “Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1429 H“.
Diposting oleh
Cafe Brisix
|
19 Februari 2009
|
|
KabarIndonesia - Lembaga Pemasyrakatan (Lapas) menurut anggapan dan pandangan secara umum di mata masyarakat adalah suatu tempat terakhir bagi para terpidana untuk menjalani masa hukuman yang telah ditentukan dan diputuskan oleh badan peradilan negara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar